Israel Babak Belur, HAMAS: “Telah Datang Waktu Pembebasan Al-Quds”
https://sabili.id/israel-babak-belur-hamas-telah-datang-waktu-pembebasan-al-quds/
Pejuang Brigade Al-Qassam yang merupakan sayap militer HAMAS melancarkan operasi “Topan Aqsa”, Sabtu pagi waktu Gaza, 7 Oktober 2023. Lebih dari 5.000 roket berhasil diluncurkan dari Gaza ke wilayah pendudukan penjajah Israel di jam pertama pasca operasi Topan Aqsa dimulai. Sontak, kepanikan menggerayangi seluruh wilayah Israel. Sirine tanda bahaya meraung tanpa henti di kota-kota yang berdekatan dengan Gaza, bahkan terdengar nyaring di bandar udara utama Ben Gurion di ibukota Tel Aviv. Terhitung, ini adalah serangan terbesar yang dilakukan pasca perang 6 oktober 1973, 50 tahun yang lalu.
HAMAS menegaskan, operasi ini bertujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan dan hak rakyat Palestina yang selama ini dirampas oleh penjajah Israel. “Perjuangan ini akan terus berlanjut hingga kemerdekaan berhasil diraih,” ungkap Soleh Al-aruri, Wakil Ketua Biro Politik HAMAS. Ia juga menegaskan, “Kami rakyat Palestina berhak untuk hidup merdeka di tanah air kami sendiri dan tidak akan pernah diam atas segala bentuk penindasan dan penjajahan”.
Hingga, sabtu malam pukul 23.30 WIB, televisi lokal Israel, Channel 12, melaporkan sedikitnya 100 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam serangan ini. Benyamin Netanyahu menanggapi “Topan Aqsa” dengan getir dan mengatakan, “Negara berada dalam bahaya”. Ia pun segera mengadakan rapat darurat bersama pejabat militer Israel guna merespon serangan ini.
Runtuhnya Tembok Gaza
Di dalam video yang beredar, terlihat operasi “Topan Aqsa” disambut meriah dan teriakan takbir dari penduduk Gaza berkumandang. Mereka bahkan tak segan terjun langsung dalam perjuangan ini. Semisal video yang dirilis oleh akun eye on Palestine di Instagram, warga Gaza bersama-sama meruntuhkan tembok Gaza.
Tembok yang mengamputasi serta memblokade warga Gaza tersebut berhasil dihancurkan, meskipun dibangun dengan bahan baku beton yang memiliki kedalaman 25 meter, tinggi 8 meter dan panjang 4,6 km serta dikelilingi kawat berduri dan kawat listrik. Suka cita terekam sangat jelas sesaat setelah buldozer berhasil menghancurkan tembok yang menjadi simbol kebiadaban penjajah tersebut. Terlihat dalam video lain, puluhan penjajah Israel berlarian ketakutan pasca runtuhnya tembok Gaza.
Pembangunan tembok pemisah di Palestina dimulai sejak era Ariel Sharon pada 2002 silam di wilayah pendudukan penjajah yang tak ubahnya seperti “Holocaust Gaya Baru”. Tembok ini betul-betul mengurung warga Palestina dari akses kepada dunia luar, walau hanya sekadar untuk mendapatkan kebutuhan primer. Tembok ini pula menjadi simbol kekejaman Rezim Fasis penjajah Israel di Palestina.
Puluhan Tentara dan Pejabat Militer Israel Berhasil Ditawan
Setelah berhasil dalam serangan pertamanya, pejuang HAMAS juga berhasil menyusupkan sedikitnya 1000 pejuang ke kamp militer penjajah dan menawan puluhan tantara. Di antaranya adalah para pejabat penting militer.
Nimrod Aloni adalah salah satu Jenderal militer Israel yang berhasil ditawan. Ia adalah komandan pasukan khusus Israel (Pasukan Api). Nimrod Aloni juga merupakan aktor utama pembantaian dan penindasan yang terjadi di Gaza dalam dua dasawarsa terakhir, karena sebelumnya ia menjabat sebagai komandan resimen Gaza. Namanya juga tak asing bagi warga Lebanon, Palestina, dan Mesir. Ia juga terlibat dalam tragedi yang terjadi di Lebanon Selatan pada 1998-1999 silam.
Media lokal Israel, Yediot Ahronot, menyatakan, sistem pertahanan Israel lumpuh total di sepanjang perbatasan jalur Gaza. Para pengamat juga menilai bahwa “Topan Aqsa” menandakan kegagalan intelijen Israel serta melemahnya kemampuan militer Israel dan meningkatnya kekuatan militer yang tak terduga dari para pejuang HAMAS.
Israel Menargetkan Warga Sipil dan Rumah Sakit
Menanggapi operasi “Topan Aqsa”, militer Israel melancarkan berbagai serangan ke jalur Gaza. Militer Israel menembakkan ratusan roket ke jalur Gaza. Roket yang diluncurkan menargetkan perumahan warga sipil. Walhasil, puluhan rumah warga sipil hancur dihantam roket Israel. Bahkan, roket Israel juga meluluh lantakkan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza.
Perilaku Israel penjajah yang menargetkan warga sipil itu bukanlah hal yang baru. Warga sipil yang meregang nyawa tertembus timah panas penjajah Israel selalu menghiasi pemberitaan sehari-sehari penjajahan atas Palestina. Bahkan, sampai detik ini lebih dari 6000 warga sipil Palestina disiksa di penjara-penjara Israel.
Kemenangan Insya Allah Semakin Dekat
Dua belas jam setelah dimulainya operasi “Topan Aqsa”, media lokal Israel, Haaretz, melaporkan bahwa pejuang Palestina berhasil menguasai instalasi militer dan jalur perbatasan sepanjang jalur Gaza. Pejuang Palestina juga berhasil menguasai wilayah pemukiman di perbatasan jalur Gaza.
Operasi ini tidak hanya melibatkan brigade Al-Qassam dan HAMAS saja, tetapi juga kekuatan militer lainnya di Gaza. Di antaranya adalah brigade “Saraya Al-Quds”. Di dalam video yang dirilis oleh brigade “Saraya Al-Quds”, terlihat serangkaian serangan yang menargetkan wilayah penjajah Israel.
Ismail Haniyya, Pemimpin HAMAS, menyampaikan statement-nya dalam video yang disiarkan secara langsung pada sabtu, 7 Oktober 2023, pukul 22.30 WIB. Ia menegaskan, serangan ini akibat pembiaran yang terjadi secara terus menerus atas penistaan terhadap Masjidil Aqsa dan tanah Palestina. “Kami telah ingatkan berkali-kali kepada penjajah dan seluruh dunia, jangan bermain-main dengan kehormatan Al-Quds dan Masjidil Aqsa,” tegas Haniyya.
Ismail Haniyya juga menegaskan bahwa HAMAS dan seluruh pejuang siap bertempur hingga titik darah penghabisan. “Perang ini adalah permulaan dari kemenangan besar untuk membebaskan Al-Quds, tanah kami, rakyat kami, dan tahanan Palestina yang dipenjara di penjara Israel”.
Sebelumnya, Syekh Ahmad Yasin rahimahulloh, tokoh perjuangan Palestina dan inisiator gerakan Intifadoh, pernah memprediksi bahwa kehancuran Israel adalah di tahun 2027. Di dalam wawancara tahun 1999 melalui kanal Al-Jazeera, ia menegaskan, prediksinya itu didasarkan atas kepercayaannya kepada Al Qur’an.
“Saya katakan bahwa Israel akan musnah, insya Allah pada paruh perempat pertama abad mendatang (abad 21). Tepatnya pada 2027, insya Allah,” tegasnya. “Al Qur’an mengabarkan bahwa generasi berganti setiap 40 tahun. Di 40 tahun pertama (penjajahan Palestina) adalah Nakbah (malapetaka), 40 tahun berikutnya adalah Intifadoh (perlawanan), 40 tahun berikutnya adalah kehancuran, insya Allah,” tutup syekh yang syahid setelah dirudal oleh helikopter Apache Israel pada saat hendak berangkat shalat subuh pada 2004 silam.